Sebenernya
ngga terbatas pada produk berupa item, tapi juga bisa dalam bentuk jasa. Kalau
di luar negeri istilahnya:
Digital goods
Digital services
Secara
fisik ngga bisa disentuh, tapi secara manfaat bisa dilihat dan dirasakan.
Digital
goods itu contohnya; ebook, video, audio, graphic, dll. Sedangkan digital
services bisa berupa jasa PBN, penulis konten, video editing, dan lainnya.
Kelebihan
Produk Digital
Suatu
hari, saya duduk dalam sebuah forum diskusi yang saat itu saya merasa bahwa
produk digital ini someday harus saya garap secara serius.
Intinya,
ada dua kelebihan yang sangat signifikan yang saya dapat dari forum diskusi
tersebut mengenai produk digital.
Tidak membutuhkan biaya produksi.(*)
Tidak membutuhkan biaya distribusi.
Yang
mana dua hal itu merupakan tahapan yang sangat krusial dalam bisnis
konvensional (non-digital).
Bukan
benar-benar tidak butuh biaya produksi, produk digital seringkali hanya butuh
satu kali biaya produksi (tidak berulang), dan biaya tersebut cenderung sangat
murah. Sah-sah saja kalau akhirnya dikatakan “tidak butuh biaya produksi”.
Tidak
ada ongkos kirim (distribusi). Beli hari itu, diterima hari itu juga. Dikirim
melalui email, aktivasi akses membership, atau link download. Ngga peduli
pembeli ada di daerah mana, ngga ada tambahan biaya.
Pada
akhirnya, karena tidak ada dua hal tersebut, maka keuntungan atau profit dari
produk digital bisa sampai angka 90% atau bahkan 100%. Dijual seharga Rp200.000
misalnya, ya sebesar itu pula profit yang didapat.
Kelebihan
lainnya, untuk produk-produk tertentu harganya bisa sangat tinggi (abu-abu)
tergantung mood si penjual.
Studi
Kasus Produk Digital di Indonesia
Digital
goods dan digital services ini memang sudah sangat populer dan umum di luar
negeri. Untuk di dalam negeri, masih segelintir produk digital yang bisa
dikatakan benar-benar pecah.
Beberapa
contoh digital goods dalam negeri:
InsightZilla dan DigZilla punya Nofi Bayu
Darmawan
The Graph dan Virol punya Yudhis Adi
Nugroho
Video Dua Kodi Kartika punya Rendy Saputra
Untuk
digital services kita ambil sample ini:
Kontenesia.com dan Arsip.co sebagai jasa
penulis konten yang dikelola Anggi Krisna dan Ari Maulana
Jasa SEO yang saya kelola, hehe
Mari
kita bahas satu per satu.
Nofi
Bayu Darmawan
InsightZilla
dan DigZilla mengklaim total penggunanya lebih dari 5.000 users. Yang mana
kedua produk itu dijual dengan harga sama yaitu Rp485.000.
Saya
ambil asumsi seperti ini:
Semua penjualan adalah melalui affiliate
marketer.
Ada komisi 50% untuk setiap penjualan.
Sepertinya biaya produksi tidak sampai
Rp50.000.000.
Omzetnya
adalah Rp2.425.000.000 (dua miliar). Yang bersih masuk ke kantong owner lebih
kurang Rp1.162.500.000 (satu miliar). Interesting, right?
Yudhis
Adi Nugroho
The
Graph diklaim telah digunakan lebih dari 13.000 orang, yang harganya adalah
Rp500.000. Sedangkan Virol diklaim telah memiliki 3.000 lebih pengguna, yang
per tahun dikenakan biaya Rp449.000 (saya jadikan Rp440.00 saja biar gampang).
Saya
gunakan asumsi yang sama seperti sebelumnya:
Semua penjualan adalah melalui affiliate
marketer.
Ada komisi 50% untuk setiap penjualan.
Sepertinya biaya produksi tidak sampai
Rp50.000.000.
The
Graph:
Rp500.000 x 13.000 = Rp6.500.000.000 (enam
setengah miliar)
Komisi = Rp3.250.000.000 (tiga miliar)
Profit = Rp3.200.000.000 (tiga miliar)
Virol:
Rp440.000 x 3000 = Rp1.320.000.000 (satu
koma tiga miliar)
Komisi = 660.000.000 (enam ratus juta)
Profit = Rp610.000.000 (enam ratus juta)
The
Graph ini one time payment, sedangkan Virol dibuat recurring (berulang dalam
jangka waktu).
Rendy
Saputra
Ada
banyak sekali yang berjualan video pelatihan atau video tutorial, salah satunya
kang Rendy. Kalau merujuk di websitenya, paket belajar video ini dibanderol
seharga Rp495.000.
Tapi
saya tidak menemukan data ada berapa users yang sudah join di kelas tersebut.
Lagi-lagi saya berasumsi saja, untuk sekelas kang Rendy, ada lah ya kalau 3.000
users.
Ringkasnya,
dengan asumsi perhitungan di atas, profitnya berkisar 700-an juta.
Anggi
Krisna dan Ari Maulana
Sebagai
penyedia jasa konten, Kontenesia dan Arsip.co ini tergolong mahal di kalangan
publisher. Segmen pasar mereka memang bukan publisher biasa.
Saya
ngga bisa banyak menampilkan data, karena saya ngga tau terlalu detail di dalamnya.
Hanya saja seingat saya mas Anggi pernah klaim sudah mencairkan sampai di angka
ratusan juta untuk semua pasukan penulisnya.
Bisa
segera mahir berbisnis digital kini bukanlah mimpi.
Prodig
Mastery hadir untuk Anda yang tidak punya waktu untuk mengikuti banyak workshop
offline.
60+
video mengenal lebih dalam bisnis produk digital.
Dengan
mempelajari materi yang sudah disediakan di Prodig Mastery Anda sudah banyak
menghemat uang dan waktu untuk belajar kesana-kemari.
Lengkap
disertai cara ampuh manajemen bisnis produk digital yang begitu menjanjikan.
Cocok
juga untuk Anda yang ingin memulai bisnis produk digital dari nol.
Di
Prodig Mastery ini Anda bisa belajar banyak tentang bagaimana cara untuk meraih
keuntungan hingga PULUHAN JUTA lewat bisnis Produk Digital.
Anda
bisa belajar bagaimana memulai bisnis produk digital dari awal (nol) sampai
mahir.
Selain
itu, Anda juga akan mempelajari trik-trik rahasia yang jarang di publish untuk
optimalisasi bisnis digital. info selengkapnya ada disini..